HAKIKAT MANUSIA
1.
MANUSIA
ADALAH MAHLUK YANG SEMPURNA
Asslm,
Ma’a syiral muslimin wal muslimat rahimmakumullah,
Asal usul manusia adalah berasal
dari air dan tanah. Atau dengan kata lain, jika seorang manusia ditinjau dari
asal usulnya berarti ia bersifat jasmaniyah. Manusia adalah makhluk
ciptaan Allah yang paling indah, paling tinggi, paling mulia dan paling
sempurna, dengan demikian tidak ada makhluk lain di alam ini yang menyamai
keberadaan manusia. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk Tuhan berpangkal
dari manusia itu sendiri yang memang sempurna dari segi fisik, mental,
kemampuan dan karya-karyanya.
Bisa jadi manusia dan binatang
keduanya mempunyai indera yang sama seperti mata, telinga dan lidah,
namun yang menjadi tanda kemanusiaan manusia adalah bahwa ia mampu
berbicara untuk menjelaskan, mendengar untuk menyadari dan mengerti,
melihat untuk dapat membedakan dan mendapatkan petunjuk. Jika
kemampuan-kemampuan ini hilang dari manusia, maka hilanglah kemanusiaannya dan
derajatnya turun sama dengan binatang.
Menurut saya seorang manusia
dan seekor burung sama-sama mempunyai mata dan pandangan yang luas, tetapi mata
manusia memiliki makna yang lebih luas, lebih kompleks dan lebih komplit.
Fungsi mata burung pada dasarnya hanya untuk melihat benda-benda di
sekitarnya dalam radius yang amat terbatas, tetapi mata manusia selain
untuk melihat benda-benda di sekitarnya, yang bisa membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk, juga mempunyai fungsi-fungsi lain yang apabila
dikombinasikan dengan usaha-usaha yang maksimal akan menghasilkan karya yang
luar biasa dalam bidang ilmu dan teknologi.
Demikianlah, segala kelengkapan dan
piranti manusia seperti panca indera, otak, bahkan rambut, kulit dan kuku dan
sebagainya yang melekat pada diri manusia mempunyai makna yang jauh melebihi
apa yang dimiliki binatang. Belum lagi kelengkapan fungsi mental manusia dengan
berbagai kemampuannya seperti mencipta, berpikir, berintrospeksi dan
sebagainya. Tentu saja aspek mental ini tidak dapat dipisahkan dengan aspek
fisiknya, keduanya mesti berada dalam satu kesatuan yang membentuk diri manusia
yang hidup dan berkembang.
Dalam pandangan Islam, manusia
selalu dikaitkan dengan kisah tersendiri. Di dalamnya manusia tidak hanya digambarkan
sebagai hewan tingkat tinggi, berjalan dengan dua kaki dan pandai berbicara,
lebih dari itu. Menurut Al-Qur’an manusia lebih luhur dari apa yang
didefinisikan oleh kata-kata tersebut. Dalam Al-Qur’an manusia disebut sebagai
makhluk yang amat terpuji dan disebut pula sebagai makhluk yang amat tercela.
Hal itu ditegaskan dalam berbagai ayat, bahkan ada pula yang ditegaskan dalam
satu ayat, akan tetapi itu tidak berarti manusia dipuji dan dicela dalam waktu
yang bersamaan.
Allah berfirman,
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk
(isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati,
tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagikaan binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A’raaf [7]: ayat 179)
Manusia berkali-kali diangkat
derajatnya, berulangkali pula direndahkan. Mereka dinobatkan jauh mengungguli
semua makhluk bumi dan bahkan para malaikat, tetapi pada saat yang sama, mereka
bisa tak lebih berarti dibandingkan dengan syaitan terkutuk dan binatang
jahanam sekalipun. Manusia dihargai sebagai makhluk yang mampu menaklukkan
alam, namun bisa juga merosot menjadi yang rendah dari segala yang
rendah.
Oleh karena itu, makhluk manusia
sendirilah yang harus menetapkan sikap dan menentukan nasib akhir mereka
sendiri, apakah menjadi makhluk yang terpuji, mencapai derajat yang tinggi atau
sebaiknya menjadi makhluk yang lebih rendah derajatnya dibanding binatang serta
tersesat. Keberadaan manusia semakin sempurna ketika Allah SWT mengangkatnya
sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia dibebani amanat untuk memakmurkan
bumi ini ketika amanat itu ditolak oleh makhluk-makhluk Allah yang lain.
Manusia menerima amanat itu karena
fitrahnya yang sanggup menerima beban amanat dan memikulnya, fitrah inilah yang
menjadi tanda keistimewaan dan kelebihan manusia dibandingkan makhluk-makhluk
yang lain, subhanallah. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk Allah SWT tidak
dilihat dari segi fisik (kecantikan ataupun ketampanan seseorang), tapi
sempurna dimata Allah SWT adalah siapa yang paling bertaqwa diantara mereka
semua.
Allah berfirman,
Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. (Al-Hujurat
[49]: ayat 13)
Ma’a syiral Muslimin wal muslimat
rahimmakumullah,Apapun yang ada pada diri kita ini adalah yang terbaik menurut
Allah SWT, jadi kita wajib mensyukuri apapun yang ada pada diri kita
masing-masing.
·
Bagi yang diberi kemudahan rejeki,
manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak amal shalih dengan rejeki
yang ada, perbanyak sadakah dan menyantuni anak-anak yatim.
·
Bagi yang diberi kesempitan rejeki,
tetaplah bersabar atas rejeki yang kita terima, tetaplah berusaha dengan cara
yang halal, yang diridhai-Nya.
·
Bagi yang diberi anggota tubuh yang
sempurna, tanpa cacat, banyak-banyak bersyukur dan manfaatkan anggota tubuh
yang sempurna ini dijalan Allah, untuk mendapatkan rahmat dan ridha-Nya.
·
Bagi yang diberi tubuh yang tidak
sempurna, itulah yang terbaik buat kita. Kita semua maunya mempunyai anggota
tubuh yang sempurna…tapi Allah Maha Berkehendak… Kita tetap harus sabar dan
optimis, bahwa tujuan akhir kita adalah kehidupan akhirat.. apapun kondisi kita
..yang penting adalah taqwa harus tetap kita jaga.
Manusia makhluk yang mempunyai akal.
itulah yang membedakan manusia dengan makhluk2 lain yang diciptakan oleh tuhan.
dengan akal tersebut manusia bisa melakukan dan membuat segalanya di bumi,
dengan akalnya juga manusia bisa menghancurkan dan membunuh sesamanya di bumi.
jadi ada dua kondisi manusia yang menggunakan akal : ada manusia yang tidak bersyukur
dan manusia yang bersyukur.
Apa sih wujud dari bersyukur?????ada yg tau??
saya mengutip dari salah satu kitab
succi yang ada di bumi : bersyukur adalah dengan menjalankan perintahnya dan
menjauhi segala larangannya dengan tulus dan ikhlas.
kalau kita lihat definisi bersyukur
diatas ada berapa juta orang di dunia ini yang masih belum bersyukur dengan apa
yang sudah diberikan oleh tuhan pencipta kita????!!banyak sekali, hampir
seluruh bumi ini manusia berperilaku tidak mensyukuri apa yang udah diberikan
oleh tuhan penccipta kita. jadi menurut saya adalah hal yang wajar jika tuhan
pencipta kita menurunkan azab kepada kita semua!!termasuk anda loh!!!tapi kita
udah kebal dengan azab yang diberikan, kita tidak merasa kalau itu adalah azab
tuhan kita yang diberikan kepada kita. sudah saatnya kita memikirkan sesuatu
yang besar, tidak bisa kita menjadi orang yang sukses atau orang yang besar
kalau dalam pikiran kita masih berpikir tentang diri kita sendiri. itu adalah
sesuatu yang egois! than kita sudah memberikan kita pendengaran, penglihatan,
dan hati dengan gratis gak pake bayar!!coba aja kalo bayar brapa juta yang udah
kita keluarkan sampe sekarang untuk udara yang kita hirup, untuk air yang
mengalir menghidupkan segala sesuatunya, sangat tak ternilai!
Seseorang di zaman Tiongkok kuno
pernah berkata, "Gunung tidak mesti harus tinggi, asal ada dewanya pasti
terkenal. Sungai tidak mesti harus dalam, asal ada naganya pasti bertuah."
Sebenarnya tanpa dewa dan naga becik
pun, pemandangan alam jagad raya memang sudah sangat indah.
Gunung dan sungai kondang, laut dan
danau nan biru, mentari terbit diiringi kabut pagi, arus sungai turbulen dan
bukit aneh serta jurang curam, pemandangan dan kemegahan jagad raya sangatlah
mempesona, sebelum saya berkultivasi, seringkali berkutat di antara alam yang
indah. Pernah dalam waktu yang lama merasa terbuai berada di dalamnya.
Namun, ketika sesudah saya
betul-betul memahami kultivasi, akhirnya telah menyadari sebuah prinsip seperti
ini: Di seantero jagad raya tak peduli pemandangan yang bagaimanapun cantiknya,
fauna yang sedemikian aneka ragamnya, hanya manusialah makhluk paling sempurna.
Alam semesta beserta segenap isinya,
seluruh flora dan fauna yang terwujud di dunia, semuanya hidup demi manusia,
eksis demi manusia, bermanfaat bagi manusia dan musnah demi manusia.
Manusia adalah makhluk paling
sempurna, bukannya berarti manusia itu lebih cerdas daripada segenap makhluk,
melainkan manusia lebih berezeki dibandingkan segenap makhluk lainnya, bisa
bertahan dalam mengalami penderitaan dan penempaan yang sulit, bisa
berkultivasi dalam masa hidupnya dan satu-satunya yang bisa berpeluang kembali
ke jati diri yang asli dan mencapai kesempurnaan.
Sementara satwa-satwa lain di dunia,
tak peduli seberapa besarnya, sepintar apapun dan sepanjang apapun usianya,
semuanya tidak memiliki kesempatan untuk berkultivasi.
Shakespeare? di dalam hasil karya ternamanya Hamlet pernah
mengatakan kalimat ini: "Manusia adalah inti sari alam semesta, pemimpin
segala makhluk." Di dalam dunia manusia betul memang terdapat banyak
keburukan, kejahatan dan pemelintiran, misalnya keserakahan, kekerasan,
pornografi, kegagalan, kerisauan, kesepian, kekalahan, penderitaan dan dingin
tak berperasaan dan lain-lain.
Tetapi niat dan batin manusia
menentukan segalanya, di dalam hati seorang manusia apabila telah tertanam
benih ketulusan dan kebajikan, maka sumber keindahan akan selalu berada di
dalam hati manusia. Memiliki tubuh manusia baru bisa berkultivasi, memiliki
tubuh manusia baru memiliki harapan untuk balik ke jati diri kembali ke aslinya
(yang suci).
Banyak orang menemukan alam semesta
ini demikian indah, tetapi tidak mengetahui bahwa manusialah hasil karya paling
indah dari sang Pencipta, karena Tuhan sang pencipta menggunakan image diri-Nya
sendiri dalam membentuk wujud manusia, keindahan tubuh manusia melebihi semua
makhluk di dunia.
Segala kebahagiaan di dunia fana,
tak ada yang bisa menandingi rezeki yang bias ditemukan tapi tak dapat diminta
ini. Maka itu, setiap orang yang terlahir pada zaman tak lumrah ini seharusnya
menyayangi jiwa sendiri, sayangi peluang jodoh yang sulit ditemukan dalam
ribuan tahun ini.
2. Menusi Adalah Khalifah di Muka Bumi
Manusia merupakan khalifah di bumi ini, diciptakan oleh Allah dengan
berbagai kelebihan dan kesempurnaan yang menyertainya. Kita diberi akal pikiran
dan juga hawa nafsu sebagai pelengkapnya. Manusia telah diberikan berbagai
fasilitas di muka bumi sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia. Semua yang
kita perlukan telah terhampar di alam semesta, manusia hanya perlu mengelolanya
saja.
Dalam kelangsungan hidup manusia terjadi berbagai perkembangan di
dunia, semakin kompleksnya kebutuhan manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dengan terciptanya berbagai mesin-mesin dan berbagai alat komunikasi
yang membantu meringankan kehidupan dan pekerjaan manusia. Didorong dengan
nafsu keserakahannya, manusia hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhannya,
negara hanya berpikir untuk memajukan perekonomian dan pembangunan
besar-besaran diberbagai sektor, tanpa memikirkan dampak lingkungan yang
diakibatkan dari apa yang dilakukan manusia. Termasuk penduduk Indonesia
perilakunya juga seperti itu, bisa dikatakan kepeduliannya sangat kecil
terhadap lingkungan, ini tidak lepas dari tingkat kesadaran masyarakat dan juga
desakan ekonomi yang juga menuntut masyarakat berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya tanpa menghiraukan dampak lingkungan yang diakibatkan.
Kegiatan manusia di dunia ini banyak menimbulkan masalah bagi
lingkungan, erosi tanah, polusi udara, banjir, tanah longsor, tanah yang hilang
kesuburannya, hilangnya spesies-spesies dalam ekosistem, kekeringan, hilangnya
biota-biota laut dan yang paling memprihatinkan adalah pemanasan suhu global,
yaitu peristiwa pemanasan bumi yang disebabkan oleh peningkatan ERK (Efek Rumah
Kaca) yang disebabkan oleh gas rumah kaca (GRK), seperti CO2, CH4, Sulfur dan
lain-lain yang menyerap sinar panas atau menyebabkan terperangkapnya panas
matahari (sinar infra merah). ERK (greenhouse effect) bukan berarti
disebabkan oleh bangunan-bangunan yang berdinding kaca, tapi hanya merupakan
istilah yang berasal dari para petani di daerah iklim sedang yang menanam
tanaman di rumah kaca.
Global Warming sangat perlu diperhatikan oleh seluruh penduduk
dunia, dan termasuk didalamnya penduduk Indonesia, dengan bersinergi menurunkan
dan memperlambat peningkatan greenhouse effect. Langkah-langkah nyata
harus dilakukan oleh masyarakat, karena sangat besarnya dampak yang diakibatkan
oleh pemanasan global bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lain yang
hidup di bumi.
Kita ketahui Indonesia merupakan negara maritim. Pemanasan global
yang saat ini terjadi akan memicu naiknya suhu atmosfer bumi, dan akan
menaikkan permukaaan air laut, yang juga didukung oleh pencairan es di kutub
bumi. Hal ini dapat memicu tenggelamnya negara kita, didahului dengan
tenggelamnya ribuan pulau-pulau kecil yang dimiliki Indonesia. Kalau pemanasan
global tidak cepat ditanggulangi dan membiarkan kegiatan-kegiatan manusia yang
tidak ramah dengan lingkungan, mungkin beberapa abad lagi negara kita akan
tenggelam dan berakhirlah peradaban manusia di dunia.
Seiring pertumbuhan penduduk yang cenderung tidak dapat dikendalikan
dan selalu menunjukkan peningkatan. Hal ini juga terjadi di Indonesia, akan
memicu naiknya kebutuhan-kebutuhan manusia seperti pangan, tempat tinggal,
listrik, BBM dan banyak kebutuhan lainnya. Kesemuanya itu akan meningkatkan
kebutuhan manusia akan lahan-lahan yang digunakan untuk produksi pertanian,
perkebunan, pertambangan, tempat tinggal, jalan-jalan dan fasilitas umum. Hal
ini tidak bisa dipungkiri, dan akhirnya terjadilah penebangan pohon-pohon dan
hutan untuk memenuhi kebutuhan untuk bahan baku industri tanpa menghiraukan
dampak lingkungan yang akan diderita.
Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses
yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang
terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga
ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, “Setiap perusakan
terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.”
Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa
semuanya diciptakan oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya, serta
semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan sang
Muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah “umat” Tuhan yang harus
diperlakukan secara wajar dan baik.
Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam
semesta untuk kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta memang
diciptakan Allah untuk manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi
sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam
menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia
dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati,
syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk
menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil
untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang.
Fungsi
Khalifah
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan
Alquran terhadap lingkungan bersumber dari fungi manusia sebagai
khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai
tujuan penciptaannya. Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang
tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang,
atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.
Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati
proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang
terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga
ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, “Setiap perusakan
terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.”
Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa
semuanya diciptakan oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya, serta
semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan sang
Muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah “umat” Tuhan yang harus
diperlakukan secara wajar dan baik.
Karena itu
dalam Alquran ditegaskan bahwa :
“Dan tidaklah binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan
umat-umat (juga) seperti manusia...” (QS. Al-An’am
[6] : 38)
Bahwa semuanya adalah milik Allah, mengantarkan manusia kepada
kesadaran bahwa apapun yang berada di dalam
genggaman tangannya, tidak lain kecuali amanat
yang harus dipertanggungjawabkan. “Setiap jengkal
tanah yang terhampar di bumi, setiap angin yang berhembus di udara, dan
setiap tetes hujan yang tercurah dari langit akan dimintakan
pertanggungjawabannya, manusia menyangkut pemeliharaan dan
pemanfaatannya”, demikian kandungan penjelasan Nabi
Saw. tentang firman-Nya dalam Alquran
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kemikmatan (yang kamu peroleh).” (At-Takatsur, [102]: 8)
Dengan demikian manusia bukan saja dituntut
agar tidak alpa dan angkuh terhadap sumber daya yang
dimilikinya, melainkan juga dituntut untuk memperhatikan apa yang sebenarnya
dikehendaki oleh Pemilik (Tuhan) menyangkut apa yang berada di sekitar manusia.
“Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta yang berada di
antara keduanya, kecuali dengan (tujuan) yang hak dan pada waktu yang
ditentukan” (QS Al-Ahqaf [46]: 3).
Pernyataan Allah ini mengundang seluruh manusia untuk tidak
hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, kelompok,
atau bangsa, dan jenisnya saja, melainkan juga harus berpikir dan
bersikap demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak
boleh bersikap sebagai penakluk alam atau berlaku
sewenang-wenang terhadapnya. Memang, istilah penaklukan alam
tidak dikenal dalam ajaran Islam. Istilah itu muncul dari pandangan mitos
Yunani yang beranggapan bahwa benda-benda alam
merupakan dewa-dewa yang memusuhi manusia sehingga harus
ditaklukkan.
Yang menundukkan alam menurut Alquran adalah Allah.
Manusia tidak sedikit pun mempunyai kemampuan kecuali berkat kemampuan
yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.
“Mahasuci Allah yang menjadikan (binatang) ini mudah bagi kami,
sedangkan kami sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk itu.” (QS.
Az-Zukhruf [43]: 13)
Jika demikian, manusia tidak mencari kemenangan, tetapi keselarasan
dengan alam. Keduanya tunduk kepada Allah, sehingga mereka
harus dapat bersahabat. Aquran menekankan agar umat Islam meneladani Nabi
Muhammad Saw. yang membawa rahmat untuk seluruh alam (segala sesuatu).
Untuk menyebarkan rahmat itu, Nabi Muhammad Saw. bahkan memberi nama semua yang
menjadi milik pribadinya, sekalipun benda-benda itu tak bernyawa. “Nama”
memberikan kesan adanya kepribadian, sedangkan kesan itu mengantarkan
kepada kesadaran untuk bersahabat dengan pemilik nama.
Ini berarti bahwa manusia dapat memanfaatkannya dengan
sebaik-baiknya. Namun pada saat yang sama, manusia tidak boleh
tunduk dan merendahkan diri kepada segala sesuatu yang telah
direndahkan Allah untuknya, berapa pun harga benda-benda itu. Ia tidak
boleh diperbudak oleh benda-benda itu. Ia tidak boleh
diperbudak oleh benda-benda sehingga mengorbankan kepentingannya sendiri.
Manusia dalam hal ini dituntut untuk selalu mengingat-ingat, bahwa ia boleh
meraih apapun asalkan yang diraihnya serta cara meraihnya tidak
mengorbankan kepentingannya di akhirat kelak.
3. MANUSIA MAKHLUK ABADI
Asslm. Wr.Wb.
Kebanyakan orang merumuskan dirinya sebagai tubuh yang terbatas,
tetapi manusia bukanlah tubuh yang terbatas, bahkan dibawah mikroskop, bagian
terkecil dari daging manusia yang sudah tidak bisa dibelah lagi yang berupa
atom itu betul-betul dicermati, manusia adalah sebuah ladang dan gudangnya
energi, selalu bergerak dan bergerak tanpa berhenti sedetikpun mengintari
orbitnya dengan kecepatan tertentu.
Energi bergerak kedalam bentuk, melalui bentuk dan keluar dari
bentuk” . Seseorang pergi keseorang teolog dan bertanya : ”Siapa yang
mencitakan alam semesta ini?” Dan ia akan berkata, ”Tuhan” . Jelaskanlah
tentang Tuhan .” Dulu , sekarang maupun nanti Tuhan selalu ada, tidak
pernah bisa diciptakan atau dihancurkanp”. Jadi kalau ada yang
beranggapan bahwa manusia adalah sekedar seonggok daging yang berlarian kesana
kemari, coba direnungkan lagi. Manusia adalah makhluk spiritual! Manusia adalah
ladang energi, selalu bergerak yang beroperasi disebuah ladang energi yang
besar. Manusia makhluk spiritual, secara fisik merupakan
gumpalan-gumpalan energi yang kekal dan abadi, selamanya, tidak akan punah dan
musnah.
Al-Qur’an telah menjelaskan, bahwa manusia adalah makhluk yang ”kekal
dan abadi”. Sejak dulu mulai dari alam Ruh, lahir
kedunia, mati, kemudian masuk alam Barzah dan dibangkitkan kembali nanti dihari
Qiamat, sampai hari berhisab, kemudian manusia-manusia mendiami Surga atau
Neraka, manusia tetap ada dan abadi selamanya. Diri manusia tetap ada, ia hanya
”berubah bentuk” seperti energi, dari setetes mani, segumpal darah,
segumpal daging, menjadi bayi, anak-anak, manusia remaja, manusia dewasa, orang
tua, wafat masuk alam Barzah, berbangkit dikumpulkan di Padang Mahsyar,
dihisab, mendiami Surga atau Neraka, abadi selama lamanya, sang ”ruh”
tetap ada dan ”abadi”, itulah manusia makhluk energi.
Allah SWT menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal
yang saling berlawanan, dua jenis yang saling berlolak belakang, dua makhluk
yang saling membutuhkan, dua kubu yang saling bersebarangan, dua pendapat yang
saling membenarkan, kebenaran dan kesalahan, kebaikan dan keburukan,
kebahagiaan dan kesedihan, dan masih banyak lagi…memang Allah SWT menciptakan
apa-apa yang ada dilangit dan dibumi ini serba berpasang-pasangan dan serba
seimbang, coba perhatikan… ciptaan Allah yang manakah yang tidak seimbang?
Allah telah menjadikan semua makhluk ciptaan-Nya, segala sesuatu berpasang
pasangan hanya ada dua macam energi yaitu energi positif dan energi
negatif. Energi positif akan menarik unsur positif dan energi negatif akan
menarik unsur negatif pula.
Allah
berfirman,
Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,
baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa
yang tidak mereka ketahui. (Yasin [36]:
ayat 36)
Energi positif bersumber pada Allah SWT penguasa tunggal dialam
semesta yang pada akhirnya akan berkumpul di dalam Surga Allah selamanya.
Begitu juga energi negatif bersumber pada kekuatan syaitan yang pada akhirnya
akan berkumpul di dalam Neraka selamanya, yang telah disediakan Allah SWT.
Sebagai makhluk energi yang kekal dan abadi, manusia akan menghimpun
energi positif atau negatif didalam dirinya. Energi positif dalam diri
seseorang akan menarik kekuatan positif, demikian pula energi negatif dalam
diri seseorang akan menarik kekuatan negatif. Setiap saat selalu terjadi
pergumulan antara kekuatan negatif dan positif didalam diri seseorang. Kekuatan
mana yang akan menang? Tergantung kemana seseorang berpihak.
Jika seseorang berpihak pada Allah, kekuatan positif akan menguasai
orang tersebut, dan tempat akhir adalah Surga yang abadi yang disediakan
untuk hamba-hamba Allah yang bertaqwa. Jika seseorang selalu berpihak pada
syaitan, maka kekuatan negatif akan menguasai orang tersebut dan tempat akhir
adalah Neraka yang abadi, yang disediakan bagi hamba-hamba Allah yang
kafir dan mengingkari ayat-ayat Allah.
Fikiran dan hati seseorang adalah kekuatan yang dapat menghimpun
energi positif atau negatif didalam diri seseorang. Jika fikiran dan hati
seseorang dipenuhi hal negatif, putus asa, tidak ada harapan, kebencian,
dendam, dengki, kemiskinan, kemelaratan, kejengkelan, musyrik, tidak percaya
pada kebesaran Allah, tidak percaya pada kehidupan akhirat dan lain sebagainya,
maka hidup orang tersebut akan diselubungi energi negatif yang akan membawa
orang tersebut pada kesengsaraan didunia dan diakhirat.
Allah
berfirman,
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
yang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahannam; mereka “kekal” di dalamnya.
Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Al-Bayyinah
[98]: ayat 6)
Jika fikiran dan hati seseorang dipenuhi hal positif, beriman dan
bertaqwa pada Allah, percaya adanya kehidupan akhirat, sabar, ikhlas, tawakal,
optimis, penuh harapan, penuh rasa syukur, bahagia, nyaman, tentram, merasa
berkecukupan, ridha atas kehendak Allah dan lain sebagainya, maka hidup orang
tersebut akan diselubungi energi positif yang akan membawa orang tersebut pada
kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.
Allah
berfirman,
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih,
mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. . (Al-Bayyinah
[98]: ayat 7)
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga ‘Adnin yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai; mereka “kekal” di dalamnya “selama-lamanya”. Allah
ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. .(Al-Bayyinah [98]: ayat
Perhatikan apa yang menguasai hati dan fikiran kita saat ini, unsur
positif atau negatif kah? Kita, manusia adalah makhluk energi yang kekal dan
abadi, hidup dan mati kita hanya suatu proses perubahan bentuk, sedangkan
ruh kita tetap ada dan selalu ada, sejak dialam ruh hingga menempati Surga yang
abadi atau Neraka yang abadi.
Allah
berfirman,
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan
ketakwaan. (Asy-Syam [91]: ayat
Jika kita berpihak pada Allah, maka energi positif akan menguasai
hidup kita, yaitu jiwa yang penuh ketaqwaan, jika kita berpihak pada syaitan,
maka energi negatif akan menguasai kehidupan kita, yaitu jiwa yang penuh dengan
kefasikan.
Allah
berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan,
maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang
mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu
sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan
keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah ”membersihkan” siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (An-Nur [24]: ayat 21)
Sebagai makhluk energi, manusia adalah makhluk yang kekal dan abadi.
Manusia tidak akan pernah hancur dan musnah. Manusia hanya berubah
bentuk, dimulai dari setetes air, ruh yang ditiup didalam kandungan, anak bayi,
manusia dewasa, mati sebagai mayit, masuk alam barzah, hari kebangkitan,
kehidupan Surga atau Neraka yang abadi. Sudahkan kita persiapkan untuk menempuh
perjalan panjang yang tidak ada batas ruang dan waktu itu? Setiap manusia akan
menempuh perjalanan panjang yang tak terbatas. Oleh karena itu, jangan
terpesona dan terpedaya oleh kehidupan dunia yang hanya sementara ini,
perjalanan hidup manusia masih panjang, tidak akan pernah berakhir.
Allah
berfirman,
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali
janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan
yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (Fathir [35]: ayat 5)
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia
musuhmu, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya
supaya mereka menjadi penghuni Neraka yang menyala-nyala.(Fathir [35]: ayat 6)
Sebagian besar manusia hanya fokus pada kehidupan dunia saja, mereka
tidak mempersiapkan diri untuk kehidupan yang panjang dan abadi. Manusia hanya
mempersiapkan diri untuk kehidupan sesaat, yaitu kehidupan dunia, mereka
sekolah, menuntut ilmu, bekerja di kantor, berdagang, ikut program asuransi,
menghimpun kekayaan, simpanan melimpah di bank, deposito di bank, membuat rumah
mewah, investasi dimana mana, semua hanya untuk kehidupan yang singkat di dunia
yang fana ini. Sebagai makhluk energi mereka lupa dan tidak menyadari bahwa
mereka adalah makhluk abadi, yang tidak akan binasa selamanya, di dunia ini
adalah ajang penilaian untuk memasuki & menempuh perjalanan panjang tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu. Kematian bukan berarti akhir dari segala
galanya, kematian hanya perubahan bentuk energi & kematian merupakan awal
dari kehidupan panjang di akhirat nanti.
Allah
berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr [59]: ayat
18)
Agar kita dapat menempuh perjalan panjang menembus ruang dan waktu,
dengan selamat dan aman kita perlu menghimpun energi positif dalam diri kita.
Energi positif bisa didapat dengan selalu mendekatkan diri pada sumber energi
positif yang tak terbatas yaitu Allah SWT. Tanamkan sifat positif dalam hati
dan fikiran, Iman, Taqwa, Tawakal, Syukur, Ikhlas, Selalu berbuat kebaikan ,
Ingat pada Allah dimanapun berada, ikuti perintah-Nya jauhi larangan-Nya.
Kita harus sadar bahwa manusia adalah makhluk energi yang abadi, dan manusia
tidak akan pernah hancur dan musnah, manusia hanya ”berubah bentuk”.
Perjalanan setiap manusia tanpa kecuali akan berakhir didalam Surga yang kekal
atau Neraka kekal abadi selamanya.
Energi positif bisa kita himpun dengan banyak ingat pada Allah SWT,
membaca Al-Qur’an dan memahami artinya, shalat dengan benar dan khusuk,
perbanyak untuk dzikir, bangun di malam hari , terutama sepertiga malam
terakhir untuk mengerjakan shalat tahajjud yang dilanjutkan dengan shalat subuh
berjamaah di masjid yang terdekat, Jadilah kita, umat Islam ini, sebagai hamba
Allah yang penuh dengan taqwa, makhluk energi yang hidup kekal dan abadi di
Surga.
Mohon maaf
kalau ada kekurangan,
Wasslm. Wr.Wb
4. Manusia
Adalah Makhluk Monodualisme
“Of all the species we’ve made contact with
yours is the only one we can’t define. You have the arrogance of
Andorians , the stubborn pride of Tellarites. One moment you’re as driven
by your emotions as Klingons, and the next you confound us by suddenly embracing
logic.”
Ambassador Soval and Vice-Admiral Maxwell Forrest
Yang berwarna biru menunjukkan karakter dalam kisah Star
Kutipan di atas saya temukan secara
tidak sengaja dari sebuah website yang sepertinya terinspirasi dari kisah Star
Trek, dari namanya saja website tsb sudah berbau Star Trek yaitu Memory
Alpha.
Secara kasar dan asal-asalan mungkin kutipan di atas bisa
kita pahami sebagai berikut:
Dari semua spesies yang telah kami
temui hanya (karakter) kalianlah yang sangat sulit kami pahami. Kalian memiliki
arogansi seperti halnya (bangsa) Andorians, watak keras
kepala seperti (bangsa) Tellarites. Suatu saat kalian dikendalikan oleh
emosi layaknya (bangsa) Klingons, tetapi di waktu lain
kalian membuat kami bingung dengan logika yang kalian terapkan.
Kutipan di atas menggambarkan karakter manusia yang lumayan
kompleks
a. Manusia
Sebenarnya siapakah
makhluk yang bernama manusia itu?
Secara biologis manusia masuk dalam
kingdom animalia (seperti komentar Bang Fertob di sini), kelas mamalia, ordo primata,
genus homo dan spesies homo sapiens. Jika melihat fakta bahwa manusia masih
dalam kingdom animalia maka sangat wajar jika banyak manusia
yang bertingkah seperti binatang (tapi walau begitu saya tidak
mau mengakui bahwa saya termasuk dalam keluarga besar binatang. Walau
katanya manusia masih dalam kerajaan binatang, manusia memiliki perbandingan
massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar. Hal inilah yang
membuat manusia memiliki akal dan pada akhirnya membedakan manusia (dengan
akal) dengan hewan (yang tanpa akal).
Secara mentali, manusia adalah
makhluk yang memiliki kemampuan perasaan (emosi), memiliki kesadaran (diri).
Karena akal yang dimiliki (secara tidak langsung sebagai akibat perbandingan
massa otak dengan tubuh yang relatif besar) maka manusia selalu menganggap
dirinya sendiri sebagai organisme paling pintar. (definisi manusia versi wiki)
b. Monodualisme
Manusia
Manusia pada hakekatnya adalah
makhluk yang monodualisme alias dwitunggal. Secara kodrati manusia mempunyai
kemampuan berkehendak sebagai diri sendiri yang pada akhirnya manusia menjadi
makhluk yang individual. Tetapi pada saat yang bersamaan, pemenuhan berbagai
macam tuntutan manusia sebagai individu tidak dapat lepas dari faktor eksternal
yang berupa individu-individu lain. Hal inilah yang mendorong berpadu dan
bekerjasamanya manusia-manusia individualis dalam suatu komunitas, yaitu
komunitas sosial. Jadi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk
sosial.
Jadi sedikit dapat saya simpulkan tentang hakikat manusia
antara lain meliputi :
a.
Makhluk yang memiliki tenga
dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.
Individu yang memiliki sifat
rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.
yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
d.
Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e.
Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
f.
Suatu keberadaan yang berpotensi
yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h.
Individu yang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang
sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.