WELCOME

Jumat, 01 Juli 2011

SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Ilmu tasawuf yang merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat kontroversi dikalangan para ahli sufi, dikarenakan di dalamnya mengandung berbagai permasalahan yang menyangkut dengan aqidah dan keimanan seseorang.
Sejarahnya pun sangat begitu kental teringat dan dikenang sepanjang masa, karena kontroversinya yang sangat kuat maka banyak pembahasan di dalam ilmu ini.
Tasawuf mempunyai perkembangan tersendiri dalam sejarahnya. Tasawuf berasal dari gerakan zuhud yang selanjutnya berkembang menjadi tasawuf. Meskipun tidak persis dan pasti, corak tasawuf dapat dilihat dengan batasan- batasan waktu dalam rentang sejarah.
Corak-corak ilmu tasawuf yang berkembang menurut rentang waktu yang sangat panjang, dengan berbagai motif dan konsep-konsep yang berbagai macam tetapi dengan satu tujuan jua, yakni tentang keimanan dan tujuan hidup seseorang.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan Ilmu Tasawuf dalam sejarah?
2.      Bagaimana corak ilmu tasawuf yang berkembang dalam sejarah?
C. Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui sejarah perkembangan Ilmu Tasawuf.
2.      Dapat membedakan corak-corak dan macam-macam Ilmu Tasawuf yang berkembang dari abad ke abad.
3.      Memenuhi tugas mandiri untuk mata kuliah Ilmu Tasawuf.
D. Metode Penulisan
Saya menggunakan metode kepustakaan untuk menyelesaikan makalah ini.



BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF
A.  Abad I dan II Hijriyah
Fase abad pertama dan kedua Hijriyah belum bisa sepenuhnya disebut sebagai fase tasawuf tapi lebih tepat disebut sebagai fase kezuhudan. Adapun ciri tasawuf pada fase ini adalah sebagai berikut:
1. Bercorak praktis ( amaliyah )
Tasawuf pada fase ini lebih bersifat amaliah dari pada bersifat pemikiran. Bentuk amaliah itu seperti memperbanyak ibadah, menyedikitkan makan minum, menyedikitkan tidur dan lain sebagainya. Amaliah ini menjadi lebih intensif terutama pasca terbunuhnya sahabat Utsman. Para sahabat Nabi s.a.w digambarkan oleh Allah s.w.t sebagai orang yang ahli rukuk dan sujud,
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعاً سُجَّداً يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَاناً سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْأِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ 
الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً 
selengkapnya.....klik......
[1] Abd al-Haim Hassan, al-Tashawwuf Fii Syi’r al-Arabi, Kairo, Maktabah al-Anjalu al-misriyah, 1954. hal.35 
[2] Ibid., hal. 36
[3] Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam, Terj. Sapardi Djokjo Damono, Jakarta,Pustaka Firdaus, 1986, hal. 28
[4] Kâmil Mushthafâ Syiby, al- Shillah Bain al-Tashawuf Wa al- Tasyayu’,Bairut: Dar al-Andalus, 1982, hal. 262
[5] Ibid. hal. 34
[6] Abd al-Rahman Badawi, Tarikh al-Tashawuf al-Islamy min al-Bidayah Hatta Nihayah al-Qarn al-Tsani, Kuwait, Wakalah al-Mathbu’at, hal.127
[7] Annemarie Scimmel, Op. Cit. hal. 29
[8] Abd al-Haim Hassan, Op. Cit. hal.35
[9] Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam, Terj. Sapardi Djokjo Damono, Jakarta,Pustaka Firdaus, 1986, hal. 28
[10] Kâmil Mushthafâ Syiby, al- Shillah Bain al-Tashawuf Wa al- Tasyayu’,Bairut: Dar al-Andalus, 1982, hal. 262
[11] Ibid. hal. 34
[12] Abd al-Rahman Badawi, Tarikh al-Tashawuf al-Islamy min al-Bidayah Hatta Nihayah al-Qarn al-Tsani, Kuwait, Wakalah al-Mathbu’at, hal.127
[13] Abd al-Hakim Hassan, Op.Cit. hal. 36
[14] Ibn Khaldun, Muqaddimah Ibn Khaldun, Dâr al-Fikr, hal. 467 
[15] Abd al-Rahman Badawi, Op.Cit. hal. 277
[16] Rahib adalah pelaku rahbaniyah kata dasarnya al-Rahbah yang berarti takut ( al-khauf ) . Para rahib adalah orang-orang yang takut dengan cara mengosongkan diri dari kesibukan dunia, meninggalkan kelezatannya dan memencilkan diri dari pemniliknya. Lihat abd rahman Badawi, Ibid. hal. 105
[17] Mani’ bin Hammad al-Jahni, al-Mausu’ah al-Muyassarah Fii al-Adyan Wa al-Madzahib Wa al-Ahzab al-Mua’shirah, al-Maktabah al-syamilah, Juz  50 bab al-Muqaddimah al-Hammah, hal 1
[18] Ibid.,Juz 53 hal. 2
[19] Ibid.