WELCOME

Kamis, 21 April 2011

KERAJAAN TURKI USMANI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bangsa Turki mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan kebudayaan Islam. Peran yang paling menonjol terlihat dalam politik ketika masuk dalam barisan tentara profesional maupun dalam birokrasi pemerintahan. Begitu juga masyarakat Turki menekankan pembaharuan-pembaharuan kelompok sekuleris Republik Turki, sehingga masyarakat Turki mempunyai ciri khas ke-Islamannya. Maka di tahun belakangan ini Turki telah memperlihatkan suatu kontras yang menyolok dengan negeri-negeri Islam di Timur Tengah, baik di bidang politik luar negeri, tapi kebanyakan negeri Islam lain telah memperlakukan dunia barat dengan sikap yang berkisar dari sikap netral sambil merenggut namun penuh harap sampai kepada sikap yang terang-terangan permusuhan sehingga timbullah permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Apakah yang menjadi politik bangsa Turki berkembang dan apakah ada perubahan-perubahan oleh bangsa Turki?
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimanakah sejarah terbentuknya kerajaan Turki Usmani?
1.2.2. Bagaimanakah proses masa kerajaan Turki Usmani?
1.2.3. Apakah sebab kemunduran kerajaan Turki Usmani?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui sejarah terbentuknya kerajaan Turki Usmani
1.3.2. Mengetahui proses kerajaan Turki Usmani
1.3.3. Mengetahui sebab kemunduran kerajaan Turki Usmani
1.4. Metode Penulisan
1.4.1. Metode penulisan dilakukan dengan menggunakan metode kepustakaan.


BAB II
PEMBAHASAN

Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara mongol,kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani ini adalah yang pertama berdiri juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya.[1] Untuk mengetahui lebih jelasnya maka dalam makalah ini akan kami terangkan lebih lanjut mengenai Turki Usmani.

A. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani

Minggu, 10 April 2011

AHLUSSUNNAH SALAF DAN KHLAF


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan bathin. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kejidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya.
Berbagai pemikiran yang tumbuh dalam masyarakat Muslim mendapatkan pengakuan yang apresiatif. Keterbukaan yang demikian lebar untuk menerima berbagai pendapat menjadikan Ahlussunnah wal Jama'ah memiliki kemampuan untuk meredam berbagai konflik internal umat. Corak ini sangat tampak dalam wacana pemikiran hukum Islam yang paling realistik dan paling banyak menyentuh aspek relasi sosial.
Dalam diskursus sosial-budaya, Ahlussunnah wal Jama'ah banyak melakukan toleransi terhadap tradisi-tradisi yang telah berkembang di masyarakat, tanpa melibatkan diri dalam substansinya, bahkan tetap berusaha untuk mengarahkannya. Formalisme dalam aspek-aspek kebudayaan dalam pandangan Ahlussunnah wal Jama'ah tidaklah memiliki signifikansi yang kuat. Karena itu, tidak mengherankan jika dalam tradisi kaum Sunni terkesan hadirnya wajah kultur Syi'ah atau bahkan Hinduisme.
Sikap toleran Ahlussunnah wal Jama'ah yang demikian telah memberikan makna khusus dalam hubungannya dengan dimensi kemanusiaan secara lebih luas. Hal ini pula yang membuatnya menarik banyak kaum muslimin di berbagai wilayah dunia. Pluralistiknya pikiran dan sikap hidup masyarakat adalah keniscayaan dan ini akan mengantarkannya kepada visi kehidupan dunia yang rahmat di bawah prinsip ketuhanan.[1]
Pada masa Ahlu Sunnah salaf dan khalaf banyak terjadi perselisihan antara ulama-ulama pada saat itu, yang paling signifikan adalah masalah tentang Ilmu kalam, dimana ulama-ulama pada saat itu menggunakan kerangka dan pola pikir mereka yang berbeda satu dengan lainnya dalam memahami masalah ayat mutasyabihat dan lain sebagainya, sehingga menumbuhkan atau kata lain menimbulkan pemahaman yang berbeda pula.
Diantara tokoh-tokohnya ialah Imam Ahmad bin Hambal, Ibn Taimiyah, Az-Zuhri, Ja’far Ash-Shadiq yang mana mereka dikategorikan dari golongan Salaf dan Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi yang mana keduanya masuk pada golongan ulama Khalaf.
Ulama-ulama tersebut itu adalah ulama yang sangat berjasa untuk Islam pada masa mereka dan berlanjut sampai sekarang, masa yang penuh dengan kecamuk orang-orang yang tidak bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat mereka.
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan pokok masalah yang dibicarakan tentang, “Aliran As-salaf & Al-Khalaf” maka rumusan masalah ini difokuskan pada :
  1. Apa yang dimaksud dengan As-salaf itu ?
  2. Dan siapa Al-Khalaf itu ?
  3. Apa hubungannya Al-Khalaf dengan As-salaf ?


C. TUJUAN
Tujuan merupakan arah terakhir dari suatu kegiatan, tanpa tujuan yang telah ditentukan sebelumnya makalah ini tidak akan sampai pada tujuan. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah :
  1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam
  2. Dengan mempelajari Aliran As-salaf & Al-Khalaf sehingga kita dapat mengetahui ulama-ulama pada masa Salaf dan Khalaf dan juga kita akan mengerti serta memahami Misi dari kedua aliran tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran As-Salaf
Arti salaf secara bahasa adalah pendahulu bagi suatu generasi. Sedangkan dalam istilah syari’ah Islamiyah

Senin, 04 April 2011

PERBANDINGAN ANTAR ALIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Akidah bagi setiap muslim merupakan salah satu aspek ajaran Islam yang wajib diyakini. Dalam al-Qur’an akidah disebut dengan al-Iman (percaya) yang sering digandengkan dengan al-Amal (perbuatan baik) tampaknya kedua unsur ini menggambarkan suatu integritas dalam ajaran Islam.
Dasar-dasar akidah Islam telah dijelaskan Nabi Muhammad Saw melalui pewahyuan al-Qur’an dan kumpulan sabdanya untuk umat manusia generasi muslim awal binaan Rasullullah Saw telah meyakini dan menghayati akidah ini meski belum diformulasikan sebagai suatu ilmu lantaran rumusan tersebut belum diperlukan.
Pada periode selanjutnya, persoalan akidah secara ilmiah dirumuskan oleh sarjana muslim yang dikenal dengan nama mutakallimun, hasil rumusan mutakallimun itu disebut kalam, secara harfiah disebut sabda Tuhan ilmu kalam berarti pembahasan tentang kalam Tuhan (al-Qur’an) jika kalam diartikan dengan kata manusia itu lantaran manusia sering bersilat lidah dan berdebat dengan kata-kata untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
Kata kalam berkaitan dengan kata logos dalam bahasa Yunani yang berarti alasan atau argumen Ahmad Mahmud Shubhi mengutip defenisi ilmu kalam versi Ibnu Khaldun bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membahas tetang persoalan-persoalan dasar keimanan dengan menggunakan dalil akal dan menolak unsur-unsur bid’ah.
Dari defenisi dapat dipahami bahwa pembahasan ilmu kalam adalah untuk mempertahankan akidah. Dasar-dasar akidah yang termaktub di dalam al-Qur’an dianalisa dan dibahas lebih lanjut dengan menggunakan logika untuk mendapatkan keyakinan yang lebih kokoh.
Persoalan kalam lainnya yang menjadi bahan perdebatan diantara aliran-aliran kalam adalah masalah pelaku dosa besar, iman dan kufur, serta perbuatan tuhan dan perbuatan manusia.
Ketika sibuk menyoroti siapa yang masih dianggap beriman dan siapa yang kafir diantara pelaku tahkim, dan bagaimana nasib para pelaku dosa besar, para ulama kalam kemudian mencari jawaban atas pertanyaan siapa sebenarnya yang mengeluarkan perbuatan manusia, apakah Allah sendiri ? atau manusia sendiri ? atau kerja sama antara keduanya.
Masalah ini kemudian memunculkan aliran-aliran yang berbeda pendapat tentang hal itu, dan berbagai persoalan-persoalan yang masing-masing mereka memberikan dalil-dalil yang kuat dan bertanggung jawab.

B.     RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan pembahasan tentang perbandingan antar aliran, khususnya membahas tentang “Pelaku Dosa Besar, Iman dan Kufur dan Perbuatan Tuhan dan Perbuatan Manusia” dan permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana perbandingan pelaku dosa besar menurut  aliran-aliran Kalam?
2.      Bagaimana perbandingan tentang Iman dan Kufur menurut aliran-aliran Kalam?
3.      Bagaimana perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia menurut aliran-aliran Kalam?

BAB II
PEMBAHASAN

I. PERBANDINGAN ANTARA ALIRAN TERHADAP PELAKU DOSA BESAR
Persoalan kalam yang pertama kali terjadi adalah persoalan tentang iman dan kafir seseorang, dalam artian bahwa siapa yang masih beragama Islam dan siapa yang sudah keluar dari agama Islam itu sendiri. Menurut perkembangannya maka terjadi perdebatan dan persoalan antara paham tiap-tiap aliran tentang pelaku dosa besar, dalam hal ini status mereka di dalam dunia bahkan status mereka di akhirat kelak. Berikut adalah sedikit tentang pandangan aliran untuk status seseorang yang melakukan dosa besar:
A. Aliran Khawarij